By: Rony Kuncoro 

Photo Credit: @trailruntahura

@trailruntahura 2020 jadi Trail race pertama, saya ikut 17K. Biasanya ya cuma ikut latihan, trail race sendiri, biasanya dibarengin pas ada tugas liputan ke dataran tinggi.

Hawa hawa gunung dan dataran tinggi emang selalu menggoda, pemandangan luas,dingin, kabut, hujan tipis tipis, aroma daun di dlm hutan dan bau tanah basah.

.

Banyak yg nanya kenapa 17K? Ga sekalian 21K?!.

Hahaha, jawaban saya selalu, capek ah, abis lari harus nyetir pulang dr bdg ke jkt.

Tapi bukan, sebennarnya bukan itu alasannya...

.

Alasannya banyak...!

Gunung, bukan sesuatu yg asing buat saya, eh tp sayapun bukan expert ttg pendakian gunung. Saya cuma sekedar penikmat, dan tuntutan kerja yg harus bebeerapa kali naik gunung untuk menuntaskan ekspedisi cincin api.

.

Karena sedikit tau ttg resiko pendakian, jadi untuk bermain main dgn trail run ini saya juga cukup hati hati, walaupun itu cuma sekedar naikin bukit hahahaaa.

.

Walaupun sudah mencicipi beberapa road race HM 21K. Tapi ya lebih baik tetap merunut dr jarak terendah.

.

Bareng @skolari.id saya coba konsultasi bareng koch @adriesoetopo dan @valast_ahmad_111 untuk melihat kira kira saya mampu di kelas yg mana

.

17k dan @trailruntahura saya rasa emang paling cocok untuk long course trail run.

Cocok untuk ngukur kemampuan, tenaga, dan pastinya nafas.

Ga mau ngoyo atau panas kuping dengerin kawan kawan berbisik... "Ayo, nanggung 17 doang...sikat 21" 

Ahahaha belom, belom saatnya, yg berikutnya aja

.

Gunung dan lari punya perpaduan yg sedap sedap getir. Perpaduan antara misteri alam yg entah bisa berubah kemana arah angin, cuaca, bahkan badai, dengan kedewasaan memahami kemampuan, dan kondisi badan sendiri.

.

Jadi berikutnya @sentulhilltrailrun 21k. Kemudian kira kira setelah itu @bdg100_official 25K atau @btsultra 30K kawan kawan?