By: Mirsal Abdurachman ( Run ical Run ) 

Edited: #BarefootJogger

 

Sabtu (28/9) 6 Skolarist berangkat ke Kuala Lumpur Malaysia. Mereka memang telah mempersiapkan diri untuk ikut di event Standard Chartered Kuala Lumpur Marathon (SCKL), membawa, dan mempromosikan nama Skolari ke Negeri Jiran ini. 

Berikut catatan mereka, 

Minggu (29/9)

Tepat jam 3 pagi waktu di Kuala Lumpur ( atau jam 4 pagi waktu Indonesia bagian Barat ) rute yang akan dilewati peserta sudah dinyatakan sebagai clear area. Artinya tidak ada kendaraan yang bisa lewat di daerah ini, hingga pukul 11 siang, saat Race dinyatakan telah selesai 

Semua peserta SCKL Marathon mendapat fasilitas free menuju lokasi race.Pilihannya adalah menggunakan MRT dan LRT. Fasilitas ini berlaku dari jam 3 hingga 6 pagi. Seluruh biaya transportasi peserta ditanggung Pemerintah. 

Race untuk 21K ( Half Marathon ) dimulai pukul 5.30 waktu KL dengan Cut off Time ( CoT ) 3.5 Jam, sementara untuk race 10K Start dimulai Jam 7.45 waktu KL dengan CoT 2.5 Jam 

Adanya perbedaan waktu start yang cukup jauh antara jarak 21K dan 10K karena panitia membagi  3 kategori untuk jarak 21K, yaitu speed, coorporate dan leassure. Tidak hanya itu, tempat start dibedakan setiap kategorinya.

Udara di Kuala Lumpur cukup bersahabat,dan bersih saat race dilakukan.Hal ini mengingat hujan yang turun malam hari sebelum hari H. Kekhawatiran soal kabut asap juga tidak terbukti.. Kontur aspal halus di sepanjang rute lari menambah nyaman para pelari dan memungkinkan untuk berlari dalam performa yang baik.

Euphoria dirasakan para pelari jelang dimulainya race, tanpa mengetahui, mereka sudah harus merasakan rute menanjak dari Km 1 , dan setiap kelipatan 2-3 km, rute tanjakan juga harus mereka lalui.

Untuk mengikuti race di SCKL sangat diperlukan latihan kekuatan paha dan kaki (strength).Tidak kalah pentingnya, teknik  pengaturan nafas mengingat rack yang dilalui peserta sangat bervariatif (tidak monoton).

Dan ini adalah beberapa point race SCKL yang dilihat dan dirasakan Skolarist saat berada di Kuala Lumpur:

1. Fasilitas dari pemerintah malaysia  (MRT dan LRT) cukup membantu para peserta untuk menuju venue race  setidaknya 28 titik jalan utama       ditutup.
2. WS ( Water Station ) disetiap 3K, jenisnya hanya air putih saja, tidak ada minuman isotonik.
3. Marshal atau penjaga setiap KM tidak berguna (mereka hanya diam tdk memberikan semangat peseta race ,banyak yg ngobrol dan duduk sambil main hp??), Fungsi Marshal hanya di awal dan diakhir race. 
4. fotografer tidak sebanyak race di indonesia, hanya ada 3 - 4 fotografer (diluar fotografer start dan finish).
5. Pada saat di finish line tidak ada peserta yg membawa bendera komunitas, hanya menggunakan jersey komunitas saja, berbeda dengan euphoria di indonesia pada saat finish line.
6.Cuaca panas di Jam 10 pagi
7. Isi RPC hanya Jersey, BIB, salonpas gel 1 dan 1 handbody 1 sachet dan beberapa pamflet para pendukung acara (tidak ada penunjuk race).

Di event ini, Fitri Aida, salah seorang skolarist yang baru saja menjajal jarak 21K atau Virgin Half Marathon berhasil finish strong, dengan waktu 3 jam 15 menit. 

Selamat untuk para Skolarist di SCKL 2019.