By: Giattri Brilliant (Running Enthusiast)

Berlari di kawasan berbukit, seperti Sentul City jelas memiliki tantangan tersendiri. Betapa tidak, dengan kontur alami kaya akan bukit di ketinggian 700 mdpl ( meter di atas permukaan laut ) sejak lama kawasan tersebut menjadi magnet bagi para pelari dari berbagai penjuru Tanah Air. Mereka datang baik sekadar untuk berlari sendiri maupun bersama dengan komunitasnya, sembari menikmati lukisan Tuhan yang indah juga udara yang sejuk.

Alasan itulah yang melatarbelakangi Sentul City serta Sentul Highlands menginisiasi Highlands Half Marathon 2019 di perbukitan Sentul, Bogor, pada 29 September 2019. Gelaran lomba lari bertaraf internasional ini diharapkan dapat menjadi salah satu destinasi lomba lari jalan raya yang dikelola dengan baik bagi pelari di dalam dan luar negeri.

Saya sendiri, mengikuti kategori 10 K. Ingin rasanya ikut kategori 21 K, tapi saya sadar diri, belum cukup persiapan fisik dan mental. Masih banyak latihan yang harus saya lakoni.

Berbekal latihan selama sebulan lebih dengan Skolari-Sekolah Lari, saya optimis bisa finish strong dan terpenting bisa senyum, padahal kalau saya lihat peta jalur, saya bakal melewati rute yang pedas dan membuat dengkul berteriak!

Hari perlombaan pun tiba, pukul 02.00 WIB, saya bangun dan bersiap karena saya harus sampai di lokasi minimal sejam sebelum acara dimulai, kebetulan sesuai jadwal kategori saya dimulai pukul 05.30 WIB, 15 menit setelah kategori Half Marathon dilepas.

Setibanya di lokasi, saya happy karena bertemu dengan banyak abang dan kaka saya dari Skolari yang juga join, mereka ikut mulai dari kategori Half Marathon hingga 5 K. Saya sempat ikut pemanasan bersama. Ini sangat penting agar saat lari tidak kram atau cidera.

Pukul 05.29 WIB, kategori 10 k dilepas. Saya lihat tak sedikit pelari yang larinya melesat di depan saya, saya sendiri memilih untuk berlari santai agar tenaga tidak habis di awal. Saya lari dengan mempraktikan teknik running form yang diajarkan di Skolari serta tak lupa mengatur nafas.

1 km awal, masih manis. Selanjutnya? jangan ditanya, tanjakan pedas dan bertubi harus dilewati! Untung udara Sentul City sangat segar dan kawasan ini menyuguhkan pemandangan yang bagus. Jadi, hitung-hitung dalam hati ini hiburan bagi saya.

Setiap kali melewati tanjakan yang saya namakan tanjakan “nyebut” karena selama melewatinya, saya pasti tiba-tiba menjadi agamis mengucapkan kalimat istighfar juga di saat yang bersamaan saya selalu bertanya dalam hati, kapan cobaan ini akan berkahir. Saya merasa, tanjakan demi tanjakan tersebut tidak ada ujungnya.

Lain lagi, Bapak-bapak berusia sekitar 60 tahunan yang larinya bersebelahan dengan saya, dia setiap melewati tanjakan, kerap melontarkan keluhan, sumpah serapah, hingga bertanya kapan finish-nya??? Haha, setiap kali dia berkata demikian sontak membuat saya tersenyum kecil.


Saat melewati ujian kehidupan (tanjakan), selalu terngiang-ngiang kata Coach Adrie, running form, saya pun mempraktekannya (walaupun jujur masih jauh dari kata sempurna). Saya fokus ke depan dan tidak mau menundukkan kepala karena itu membuat saya merasa lelah dan sesak nafas. Tak kalah penting, saya harus terus terhidrasi. Jadi, setiap kali melewati water station, saya pasti meminum beberapa teguk air putih untuk membasahi tenggorakan sekaligus melepas dahaga.


Namun, di tanjakan-tanjakan terakhir sebelum finish, saya agak menyerah, saya tidak lagi berlari di tanjakan, melainkan memutuskan untuk ikut fun walk bersama beberapa pelari lainnya, sembari tetap mengatur nafas. Apalagi saya mendapat bocoran bahwa finish sekitar 3 kilo lagi.

Setiap kali mendapat jalanan ‘bonus’ (menurun dan mendatar) saya manfaatkan untuk lari konstan dengan kecepatan yang sedikit saya pacu. Begitu seterusnya, hingga tak terasa saya mendengar suara pemandu acara, yang artinya finish sudah di depan mata.

Saya nyengir lebar dan semakin semangat mendekati jalur finish karena para marshall berteriak, “Ayo, semangat, sebentar lagi finish!”. Mendekati garis finish, sudah standby abang dan kaka saya dari Skolari, mereka menyemangati saya dan memberikan saya bendera Skolari. Alhamdulillah, saya finish kategori 10 k dalam waktu 1 jam 17 menit 17 detik dengan strong dan bisa nyengir lebar!

Menurut saya race run ini sangat berkesan karena Skolari membantu saya mewujudkan mimpi kecil saya, bisa finish di race lari dengan senyum dan nggak kepayahan. Selain itu, Idea Run sebagai race management juga terbilang berhasil, di antaranya karena water station yang melimpah, tenaga medisnya standby, serta menepati janjinya bakal menyajikan ‘The New Challenge’ bagi para pelari.

Dan tak kalah penting, race run kali ini kembali mengingatkan saya untuk menjadi manusia yang mencintai proses karena proses tidak akan mengkhianati hasil.

Tahun depan saya harus jajal lagi, syukur-syukur bisa ikut kategori 21 k-nya, aminnnn…